Monday, 30 June 2014

Efek perkembangan IPTEK (Smartphone) pada remaja

Sedikit ulasan nih, mungkin banyak orang yang berpendapat sama dengan saya. Perkembangan iptek sungguh pesat, meskipun banyak keuntungan tapi perkembangan iptek ini menuai kontroversi juga, lebih cenderungnya ke anak remaja yang notabene masih dalam produktif - produktifnya. sangat disayangkan sekali untuk perkembangannya, terutama bagi perkembangan daya imajinasi dan kreativitasnya.
akibat perkembangan itu anak remaja sekaranglah menjadi korbannya, contohnya saja mereka lebih mementingkan bercakap lewat handphonenya daripada bercakap langsung, tentu saja itu mejadi permasalahan baru di era moderen sekarang.

seperti yang saya kutip dari sebuat forum dengan berjudulkan :


"Generasi Sekarang, Generasi Smartphones, Generasi Idiot?"

Sadarkah kalian apa yang terjadi saat ini?
Dunia sudah seakan berputar dengan cepat. Semua yang kita inginkan pun sudah ada di dalam genggaman, bahkan dikantong saku bajumu. Kita sudah mendapatkan apapun hanya satu dua sentuhan. Yup, teknologi smartphone. Teknologi yang membuat kita tampak atau terlihat atau menjadi orang yang hebat, pintar, kaya dan populer. Memang, teknologi ini sangat membantu kita dalam hal apapun. Mulai dari bekerja, tertawa, menangis ataupun bergembira. Lantas, mengapa kita butuh orang lain jika semuanya bisa kita dapatkan hanya dengan sebuah smartphone?

 Apakah kita sedang berada di dalam generasi idiot?
Lihat saja beberapa fakta berikut.

1. Hang out Bersama Teman Tapi Justru Bermain Handphone

 Pernahkah kita merasa mengalami kejadian seperti ini?
Mungkin sebagian dari kita pernah mengalaminya. Sewaktu hari kita hang out bersama sahabat, teman, rekan kantor, di sebuah coffee shop, kita memesan makanan dan minuman apapun yang kita mau. Hal ini dilakukan untuk dijadikan alat lepas kangen karena sudah lama tidak bertemu. Lalu, apa yang kita lakukan? kita justru peduli dengan apa yang terjadi di sosial media. Kita justru sibuk bermain games di yang sudah diinstall di smartphone kesayangan. Hampir seharian kita bersama smartphone. Apa salahnya sedikit saja waktu untuk meluangkannya bersama teman kita, untuk curhat, tertawa, menangis bersama.
Coba bandingkan dengan apa yang kalian lakukan tanpa adanya smartphone

 Seharusnya BEGINI

Tertawa lepas dan bercanda bersama teman tentu hal itu menguntang bukan ? bukan hanya kebahagiaan yang didapat momen momen indah pun didapat


2. Anak Kecil Lebih Suka Bersama Smartphone dibanding Bermain Diluar

 Siapakah yang salah?si anak?atau kita yang membiarkan ini terjadi?
Saat ini, sering sekali kita melihat anak di perkotaan yang selalu membawa smartphone kesayangannya. Kebanyakan mereka menggunakannya untuk bermain game dengan segudang permainan. Orang tua menyukainya, karena mereka cenderung lebih pendiam dan nurut. Namun apa yang terjadi, ketika mereka lebih memilih bermain smartphone ketimbang bermain diluar bersama teman sebayanya. Apa yang ia pelajari lebih kepada cara bermain game, menginstal berbagai permainan, ketimbang bersosialisasi bersama teman, bermain kotor-kotoran, lari kesana kemari dan tertawa riang

 Inilah moment indah itu

pemandangan diatas adalah contoh moment terindah dimasa anak-anak, coba lihat sekarang ? apakah di masa ada ? memang sebagian ada namun sudah sangat jarang ditemui sekarang ini

 3. Liburan Saatnya Pamer di Sosial Media

 

 Bukannya berlibur adalah saatnya melepas semua kepenatan?
Hal menarik saat era teknologi smartphone menjamur. Lihat saja di Bali, atau objek wisata manapun. Orang-orang yang berlibur lebih banyak menghabiskan waktu liburnya dengan mengabadikan momen-momen liburnya. Untuk apa?apalagi kalau bukan mengabadikannya ke jejaring sosial. Alasannya, tentu saja memamerkan apa yang sedang dilakukannya. Miris memang, disaat kita mendapatkan waktu untuk melepas semua kepenatan saat kita bekerja, justru kita lakukan hanya demi kesombongan belaka

We need real vocation

4. Kepopuleran Seseorang Hanya Dilihat dari Jumlah Follower

 Pilih mana, punya banyak teman di sosial media atau punya teman di kehidupan nyata?
Satu fakta yang menarik. Orang lebih memilih punya banyak teman di sosial media dibanding memiliki segelintir teman di kehidupan nyata. Alasannya? demi membuktikan kepada semua orang jika dia sangat populer. Bukti bahwa "sleeping" atau "awake" di Path saja sudah bisa di love oleh banyak orang. Mereka cenderung memilih teman yang up to date di sosial media dibanding teman yang hanya asik buat jalan-jalan. Mereka tidak peduli cara membedakan mana teman sesungguhnya atau teman khayalan

                                        Populer itu begini

5. Curhat di Sosial Media, bukan bersama sahabat atau teman dekat

 

 Kalian Lebih Percaya Curhat di ribuan orang?
Bukan cerita yang layak untuk dipublikasikan, namun justru cerita yang tabu justru di sebar di sosial media. Sekarang adalah era dimana orang dengan mudah mengeluh, marah dan menangis di jejarig sosial manapun. Dengan harapan, ia menunjukkan semua kelemahan dirinya agar mendapat perhatian dari banyak orang. Bukankah harusnya kita curhat cerita tabu tersebut kepada sahabat kita, orang tersayang ataupun orang tua kita?Sehebat apa ribuan orang-orang yang online di luar sana bila dibandingkan dengan orang yang sangat sayang kepada kalian?

 Curhat yang sesungguhnya

 

 6. Belum Bisa Tidur Jika Belum Buka Smartphone

 

 Cek dulu apa yang terjadi di sosial media gue
Apakah kalian menjadi orang yang seperti ini?menghabiskan 5 hingga berpuluh menit dengan smartphone kesayangan sebelum tidur. Melakukan apapun dengan smartphone kesayangan, mulai dari update status mau tidur, cek timeline teman, atau bermain game. Demi datangnya rasa kantuk. Apabila belum, kita rela berjam-jam didepan layar untuk mendapatkan rasa kantuk luar biasa. Bandingkan dengan sedikit berkhayal, melamun, dengan apa yang kalian alami hari ini, atau apa yang ingin anda lakukan esok hari. Cobalah kembangkan sedikit rasa imajinasi kita dengan "daydream" tanpa smartphone. Susah?mungkin daya imajinasi kita sudah menurun karena smartphone

Semesti sebelum tidur itu merenungkan apa yang telah terjadi seharian ini

 

 7. Smartphone membuat Kita Lebih Bahagia dibanding Orang di Sebelah Kita

 

 Faktanya, sosial media lebih lucu dengan orang dihadapannya
Tanpa kita sadari, apa yang terjadi di smartphone jauh lebih menarik dengan apa yang terjadi di hadapan kita. Kita lebih bahagia dengan smartphone, dibanding teman, kekasih yang ada didepan kita. Kita seolah buta dengan kebahagiaan yang kita hadapi sesungguhnya. Kebahagiaan sesungguhnya yang mungkin belum kita dapatkan di perangkat keras yang kita genggam

 Bahagia itu begini

 

 8. Saat Menyendiri, adalah Saat Bersama Smartphone

 

 Me time, saatnya cek timeline
Saat yang kita sesali dimana kita menghabiskan seluruh waktu kita dengan smartphone. Bahkan saat menyendiri. Bukannya lebih baik kita menghabiskan waktu dengan merenung, melakukan aktivitas apapun, atau berkumpul bersama keluarga. Mungkin ada waktunya kita akan menyesal dengan semua yang pernah kita lakukan bersama smartphone saat sesuatu yang bisa kita lakukan saat itu tiba-tiba menghilang nantinya

Hargai waktumu

 

 9. Saat Dimana Smartphone lebih Sangat Berharga dibanding Manusia

 

 HAHAHAHAHA
Saat temanmu terjatuh, kamu hanya bisa tertawa melihat kebodohannya, yang sangat tak disengaja. Namun, ketika smartphone kita atau milik teman kita terjatuh, Kita begitu peduli. Smartphone bisa diibaratkan seperti ini, "kita tidak akan bisa hidup dengan smartphone". Benarkah?Cuman kita sendiri yang bisa menilai

 Smartphone itu bukan segalanya

 

Benarkah ini semua? Apa yang terjadi dengan dunia ini?
Majukah kita atau kita justru terpuruk?

Sudah waktunya lihat sekitar, bukan lihat smartphone
stay smart, without smartphone

Hidup jauh lebih berharga, jika kita sedikit meluangkan waktu tanpa teknologi

Seperti itulah kutipannya, mau kah anda tetap menjadi seperti begitu ? sudah sadarkah anda berapa waktu anda yang terbuang sia sia ? pernahkah anda berpikir untuk mengubahnya ? jangan biarkan perkembangan zaman merubah sifat dan perilaku kita sebagai manusia, manusia itu saling membutuhkan, manusia itu berkomunikasi, manusia itu bisa merasakan dan berperasaan.

 

Sumber ; info 

 

 

 

0 comments:

Post a Comment