Monday, 16 June 2014

Pulau Pisang, Pesisir Barat Lampung bagian 1 : Sejarah

Sampai saat ini saya belum mendapatkan informasi sebenarnya akan sejarah ditemukannya pulau pisang, berita yang saya dapat di media online masih simpang siur. dibawah ini sejarah yang saya dapat dari hasil copas blog lain, tentunya belum bisa dipertanggung jawabkan, namun masih bisa sebagai acuan. Apabila saya sudah dapat info sebenarnya akan saya update kembali tulisan ini.

Pulau Pisang merupakan pulau yang berada di tengah-tengah Samudera Hindia dan masuk dalam Kecamatan Pesisir Utara Kabupaten Lampung Barat. Untuk menuju pulau ini, diperlukan waktu sekitar satu jam dari penyebrangan Pelabuhan Koala dikota Krui Lampung Barat. Jukung yang digunakan sebagai transportasi penyebranganpun hanya berlayar diwaktu tertentu saja. Namun, jika ingin cepat masyarakat biasanya menggunakan jalur penyebrangan dari desa Tembakak. Jarak dari desa Tembakak menuju Pulau Pisang hanya lima belas menit menggunakan jukung bermesin.

Pulau Pisang merupakan pulau yang memiliki sejarah peradaban yang kuat. Adat istiadat Marga Way Sindi Olok Pandan sangat kental terasa. Rumah-rumah tinggi berdinding kayu yang lazim disebut lamban balak menjadi pemandangan paling menarik ketika berada di pulau pisang. Meskipun keadaannya mulai rapuh karena banyak yang tidak bepenghuni sebab ditinggal sang pemilik ketika tahun 1980 akibat matinya cengkeh-cengkeh milik mereka, menjadi saksi bisu bagaimana masyarakat di Pulau ini menganut Marga Lampung yang kental.

Masyarakat Way Sindi yang tinggal di Olok Pandan berjarak sekitar enam kilometer dari Desa Tembakak atau tujuh kilometer dari kota Krui. Hj. Zafrullah Khan Gelar Suntan Simbangan Ratu (zafrullah khan bukanlah bergelar suntan simbangan ratu asal pulau pisang melainkan dalom yang didapat dari ulok pandan dan tidak ada hubungan dengan suntan yang ada dipulau pisang secara langsung ) mengisahkan asal kata Way Sindi berarti pinggir air. Bermula ketika abad ke-17 masyarakat Way Sindi semakin banyak dan menuntut perluasan daerah. Akhirnya Saibatin atau pemuka adat Way Sindi Pangeran Simbangan Ratu mengutus seorang warga asal Biha yang biasa disebut Bathor atau pesuruh untuk melihat keadaan Pulau yang ada diseberang Desa Way Sindi layak tidak jika di tempati oleh masyarakat Way Sindi.

Atas titah Saibatin tersebut berangkatlah Bathor menuju pulau dengan menggunakan batang pisang yang memang banyak terdapat didaerah itu. Setelah sampai dipulau dan bermalam beberapa hari kembali lah Bathor menuju Way Sindi untuk melapor kepada Saibatin Bahwa Pulau tersebut bisa ditempati masyarakat. 

Kemudian anak kedua Pangeran Sangun Ratu atas titah sang ayah Mail Gelar Raja Pesirah gelar Pangeran Sangun Ratu mengajak seluruh Masyarakat Way Sindi untuk berlayar menuju pulau dan mencari penghidupan dipulau tersebut. Pada saat itu masyarakat hanya menempati gubuk besar yang lazim disebut Sapu Balak. Masyarakat mulai bercocok tanam cengkeh dan kopra sedangkan makan hanya dapat memakan buah pisang hutan yang memang banyak tumbuh dipulau tersebut. Mulailah warga menyebut daerah tersebut dengan sebutan Pulau Pisang.

Pada abad ke-18 masyarakat membentuk sebuah Pekon pertama yaitu pekon Lok (kampung tersembunyi artinya), kemudian menyusul kelima pekon lainnya yaitu Labuhan, Bandar Dalam, Sukadana, Sukamarga dan Pekon Pasar. Pada tahun17 September 1922 akhirnya pemuka adat memutuskan bahwa Marga Way Sindi merupakan Marga resmi masyarakat kelima Pekon Pulau Pisang dengan sebutan Way Sindi Olok Pandan kecuali Pekon Pasar yang memang bukan berasal dari keturunan Way Sindi. 

 Salah satu sudut jalan Pekon Lok Pulau Pisang sekarang.

Saat itu masyarakat Way Sindi Olok Pandan hidup makmur, cengkeh dan hasil kopra yang melimpah membuat masyarakat pulau pisang pada tahun 1968 menjadi daerah dengan pendapatan perkapita paling tinggi di Lampung. Namu sayang, ketika sedang jaya-jayanya. Seluruh tanaman cengkeh tiba-tiba mati kerena daun-daunnya terkena penyakit. 
sumber : info1

1 comment:

  1. Hj. Zafrullah Khan Gelar Suntan Simbangan Ratu (zafrullah khan bukanlah bergelar suntan simbangan ratu asal pulau pisang melainkan dalom yang didapat dari ulok pandan dan tidak ada hubungan dengan suntan yang ada dipulau pisang secara langsung ) maksut dari kalimat itu bagaimana ? karna saya adalah cucu laki tertua dari beliau

    ReplyDelete